Nonton Solitarium 2025

Nonton Solitarium 2025 membuka perjalanan ke dalam dunia sunyi yang dihuni jiwa-jiwa rapuh, semua bergerak di orbit masing-masing hingga perlahan ditarik menuju satu titik pusat: Arthur Morhan, seorang psikoanalis yang berada di ambang runtuh. Di tangan Raoul Dattola, film ini menjelma menjadi mozaik emosional, penuh ruang kosong yang berbicara lebih keras daripada kata-kata

Paragraf-paragraf visual dalam film drama ini menyelinap perlahan, menghadirkan tokoh-tokoh yang kesepiannya tak pernah diucapkan, hanya terasa. Ada seorang perempuan yang tak lagi mengenal rumahnya, pria tua yang menunggu telepon yang tak akan datang, hingga seorang remaja yang cuma ingin dipahami. Setiap karakter muncul seperti serpihan kaca yang retak dalam arah berbeda, dan Arthur menjadi bayangan samar yang mencoba menyatukan mereka sambil dirinya sendiri semakin goyah.

Di beberapa bagian, intensitas emosinya teringat pada Synecdoche, New York 2008, terutama dalam pencarian makna hidup lewat potongan kisah manusia yang tampak terlepas namun sebenarnya saling terhubung. Sementara suasana depresif dan sendu yang mengalir pelan mengingatkan pada Melancholia 2011, ketika karakter-karakternya tenggelam dalam perasaan yang terlalu berat untuk disuarakan. Bahkan ada sedikit aroma Magnolia 1999, terutama dalam cara nasib saling bersinggungan tanpa pernah terasa dipaksakan.

Setiap dialog dalam Solitarium membawa nuansa gelisah yang intim. Arthur, dengan tatapan redupnya, menampung beban orang lain hingga nyaris melupakan luka sendiri. Tokoh-tokoh yang hadir dalam hidupnya bukan sekadar pasien, tetapi cermin dari kebingungan yang mungkin sudah lama ia hindari. Ada momen-momen kecil yang justru terasa besar: senyap yang panjang, tawa yang terdengar getir, dan ruang-ruang sempit yang dipenuhi bayangan masa lalu.